Hai apa kabar?
Balik lagi nih. Tadinya diri tak mau menulis tentang ini sih. Namun karena keresahan dan kesadaran lah yang membuat aku ingin menulis ini.
Yap singkatnya diri disini mau menulis tentang kekerasan seksual. Namun sebelumnya disini mau sedikit berbagi sebenarnya apa sih kekerasan seksual itu?
Yap betul pada beberapa minggu terakhir kasus kekerasan seksual menjadi perbincangan yang cukup serius dikalangan masyarakat dan para cendekiawan.
Berita tentang kekerasan seksual seperti ini makin hari makin menjadi, memang pemberitaan seperti ini cukup sensitif dikalangan masyarakat kita. Namun, yang memberanikan diri akhirnya mau menulis tentang ini, karena tidak kuat membaca dan mendengar berita terakhir yang isinya tentang 2 bocah yang mengalami kekerasan seksual ini, ironisnya pelaku ialah orang terdekat korban yakni kakek, paman, 3 kakak, serta tetangganya dan lebih mirisnya ini terjadi di rumah korban yang harusnya menjadi tempat perlindungan teraman bagi anak anak itu sendiri.
(Sumber berita : kompas.com)
Tak jarang, jika kasus kekerasan seksual ini terjadi, banyak masyarakat yg beranggapan bahwa kasus yang demikian tidak baik untuk diteruskan dan ditindaklanjuti. Namun, jika hal ini terus terusan dianganggap sebagai sesuatu yg tabu dan diam, lantas apakah kasus serupa tidak akan terjadi lagi? tentunya tidak, malah akan memperbanyak korban anak anak lainnya.
Tanpa disadari, disini kita sebagai orang yang lebih dewasa, secara tak langsung malah merusak sendiri masa depan anak yang akan menjadi penerus dari generasi kita nantinya.
Jika kita sedikit saja mau berfikiran terbuka dan buang dulu pemikiran tabu itu, kita sebagai orang yang lebih tua usianya, pastinya akan lebih mengutamakan untuk melindungi para penyintas kekerasan seksual alias si korban.
Bukan malah menganggap hal demikian itu sebagai aib yang ga boleh tersebar.
Kenapa aku tulis sebagai aib disini?
Karena, tak sedikit dari kalangan masyarakat sosial kita malah menganggap hal yang demikian sebagai aib yang lebih baik ditutupi, dan lebih mending jika si korban jangan bicara karena hal itu seolah memalukan.
Ayo, stop lah, berhenti lah berpikir yg demikian,
Jika kita mau mencari tahu lewat hape pintar yang ada digenggaman kita saat ini, tentang buruknya dampak yang ditimbulkan terhadap psikologis yang dialami si korban kekerasan seksual ini, betapa hancur dan traumanya fisik, psikis, serta mental mereka terlebih jika ia masih anak anak, mungkin kita akan lebih peduli dan lebih sadar lagi dan tak lagi menganggap sepela akan kasus kasus seperti ini.
Mari sebagai orang tua, adik, kakak, om, tante, serta masyarakat, kita bergandengan untuk lebih peduli dan meminimalisir agar kejadian serupa tak lagi terjadi.
Teruntuk para penyintas (korban) kekerasan seksual, aku harap kamu bisa bicarakan hal ini dengan orang tua ataupun ke orang orang terdekat yang kalian percaya untuk menangani kasus buruk ini, meskipun aku tahu tak mudah memang untuk menceritakan semuanya, namun aku berharap kamu bisa bangkit dan lebih berani untuk menyampaikan semuanya, karena yakinlah kamu tak sendiri🤗.
Dan teruntuk para orang tua aku harap kalian bisa lebih mawas, peduli dan lebih peka lagi dalam mengawasi sikap dan tumbuh kembang anak, dan teruntuk para orang tua korban aku harap kalian bisa lebih kuat untuk bisa mendampingi anak, jika membutuhkan bantuan untuk menangani kasus yang demikian segera laporkan kepada pihak yang berwenang layaknya KPAI untuk hal pendampingan ataupun pihak berwajib.
Dan teruntuk masyarakat, stop menghakimi korban karena yang layak dihakimi dan menerima sanksi sosial itu adalah si pelaku.
Dan teruntuk siapun yang membaca tulisan ini, aku hanya berharap, kita bisa lebih peduli untuk melindungi anak anak dan orang orang sekeliling kita.
Semoga, kita, sebagai manusia, bisa selayaknya menjadi manusia yang memanusikan manusia lain dengan mengedepankan hati, akal sehat, dan jiwa kita sebagai manusia seutuhnya.
Sekian coretan kali ini. Sampai jumpa lagi di coretan berikutnya dah semoga selalu sehat❤.
