Hai duhai diriku, bagaimana kabarmu hari ini? Masih terasa lelah ya? Tak apa itu wajar, kuharap kamu bisa melewati ini semua seperti tahun-tahun sebelumnya. Peluk hangatku teruntuk hati dinginmu. Duhai diriku reminder ini ya, jika ujian kamu dirasa tak habis-habis selama beberapa tahun belakangan, padahal pun kamu sudah memperbaiki kualitas kedekatan kamu dengan Tuhan, berserah dan berlapang terhadap ujian yg telah Allah tetapkan dalam hidup kamu, tak apa, janganlah kau merasa keberatan akan hal itu, ingat sekali lagi duhai diriku, ingatlah bagaimana berat ujian dan cobaan hidup sosok manusia mulia itu, utusan terakhir sang Ilahi, sekelas Rasulullah sang makhluk mulia yang Allah pilih untuk menjadi utusannya, makhluk yang paling Allah sayangi, manusia mulia yang Allah cintai, kekasih Allah yang Allah jamin akan masuk ke surga-Nya, rasa sabar dan ibadahnya pun paket super, duper, combo, dan komplit, tapi tengok kembali sirahnya, tetap saja sepanjang hayat beliau dipenuhi akan ujian yang amat berat.
Duhai diriku, mari kita ingat kembali sirahnya, sedari beliau belum juga menyapa alam semesta, beliau sudah ditinggal Ayahanda-nya, pun tak berselang lama beliau tumbuh menjadi anak-anak, Allah uji pula sosok manusia mulia itu dengan meninggalnya sang Ibunda, selang beberapa waktu Allah ambil kembali kakeknya, yang kemudian disusul dengan meninggalnya sang paman yang menjadi tempat naungan kasih sayang beliau selama sepeninggal kedua orang tua dan kakeknya, belum usai rasa duka kehilangan beliau, Allah uji kembali sosok Muhammad dengan meninggalnya sang kekasih tercinta, perempuan yang cintanya tiada batas kepada Rasulullah Muhammad, perempuan mulia yang sekaligus menjadi sosok pelindung, penenang, dan pemberi buaian kehangatan ketika beliau menggigil lantaran menerima wahyu pertama kalinya.
Mungkin tak cukup sampai disitu, mari buka kembali lembar halaman sirah mu duhai diriku, mari kita ingat-ingat kembali, sedari awal kenabian-nya beliau dimusuhi dan di-dzolimi oleh paman yang sekaligus menjadi tetangganya, tak disenangi umatnya ketika awal mula dakwahnya, tak berhenti disitu, sosok mulia dengan pemilik kesabaran yang tiada batasnya itu bahkan pernah dilempar dengan kotoran, diinjak bagian tengkuknya ketika beliau sedang bersujud, diludahi oleh orang-orang yang tak menyukai ajarannya, difitnah, bahkan banyak ujian ujian berat lainnya yang beliau alami.
Lantas jika kita bandingkan dengan beliau, siapalah diri kita? Kita hanyalah manusia biasa, apa iya Allah tidak akan uji kita? Sementara kita-pun tahu dunia ini adalah tempat bersenda gurau semata, tempat ujian bagi orang-orang beriman. Bukankah akan lebih seram dan berbahaya jikalau Allah tak menimpakan ujian dan cobaan di hidup kita?
Semoga Allah senantiasa jauhkan diri dan keluarga kita dari Istidraj dan penyakit hati yang menggerus rasa syukur kita.🤲
Kraksaan, 15-09-2024
_krn_